Saturday, December 21, 2013

GARA-GARA IBUNDA

Ini adalah cerita saya.

Sekarang saya menjadi ibu, dan berusaha benar-benar menjadi ibu super hero untuk anak-anak saya. Maka saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka. Sikap saya ini adalah tunas yang tumbuh dari benih parenting yang diterapkan ibunda saya dulu pada saya. Saya bisa berhitung, bisa membaca, bisa mengerti bahasa Inggris, bisa berdoa, dan banyak kebisaan lainnya yang saya kuasai sejak kecil semua berawal dan pertama kali saya dapatkan dari ibunda. Beliau adalah Super Mom.

Raga kecil saya yang sakit-sakitan dirawat dengan sangat telaten oleh ibunda. Saya bisa membaca pada usia dini, karena ibunda yang mengajari saya tanpa saya merasa sedang belajar. Bahasa Inggris saya terasah karena ibunda yang pertama kali mengajari saya dengan sering membacakan buku dongeng berbahasa Inggris, mengajak saya menerjemahkan teks lagu-lagu barat, sampai akhirnya saya menemukan keasyikan mempelajarinya sendiri. Rumus-rumus sederhana matematika masih bisa saya ingat diluar kepala sampai saat ini, karena dulu ketika sekolah saya memang jagonya. Itu karena ibunda yang menciptakan jembatan keledai untuk saya agar mudah mengingat rumus-rumus itu. Saya bisa merenda, menjahit, menyulam, origami, merawat anggrek, memasak, sampai menyambung kabel listrik, itu karena ibunda yang mengajarkannya pertama kali. Ibunda yang pertama kali memberitahu tentang menstruasi, tentang kehamilan, dan tentang merawat tubuh sebagai perempuan, sehinga saya tidak sempat mendapat pengetahuan yang salah tentang hal-hal itu.

Ketika saya dewasa, menjelang menjadi ibu ketika saya hamil, secara otomatis saya merujuk ibunda. Ilmu beliau tentang kehamilan dan melahirkan membawa saya bisa melewati kehamilan dan proses melahirkan dengan sangat tenang. Ibunda yang menerima bayi merah penuh darah dalam proses persalinan kedua anak saya. Ibunda yang memandikan anak-anak saya pertama kali, menuntun saya yang tergagap-gagap mengganti popok, sampai saya mahir dan langsung bisa melakukannya sendiri pada anak kedua.

Ibunda saya adalah perempuan desa, hanya lulusan SKP (Sekolah Kepandaian Puteri). Namun beliau adalah pribadi yang selalu ingin belajar, selalu ingin maju dan bertambah pintar setiap hari. Ibunda berasal dari keluarga sederhana, maka beliau sangat rendah hati. Semua ilmu yang beliau punya yang didapatkannya dari berbagai hal termasuk koran dan majalah bekas yang ibunda pakai sebagai bungkus dagangan di pasar, ditansfer kepada anak-anaknya dengan penuh cinta. Setiap hari adalah kerja keras, belajar dan khusuk ibadah.

Seperti semua ibu di dunia ini, cintanya sungguh seluas samudra. Maka sampai detik ini, ilmu, contoh sikap, dan nilai-nilai moral tetap kuat melekat dalam jiwa dan hati saya.Saya sangat bangga dengan ibunda. Dan saya ingin kelak anak-anak saya juga demikian terhadap saya. Inilah yang ingin saya tularkan pada ibu-ibu yang lain. Maka Library For Mom adalah untuk para ibu. Dari sana ibu-ibu bisa belajar dan menambah ilmu, sehingga bisa menjadi ibu yang cerdas, ibu yang selalu bisa diandalkan oleh anaknya. Library For Mom akan mendampingi para ibu melakoni peran sebagai ibu yang hebat dengan sempurna.

Apa itu, Library For Mom?
Bersambung ...

No comments:

Post a Comment