Tuesday, December 24, 2013

MENGAPA LIBRARY FOR MOM LAYAK DIWUJUDKAN?

Hidup di lingkungan pedesaan, menjadi bagian dari komunitas pedesaan, sebagai seorang ibu, membuat saya bisa melihat dan merasakan dengan sangat jelas bagaimana rasanya hidup yang bersahaja, tenang, dan tidak terburu-buru seperti hidup di kota. Di sini jiwa saya lebih terpelihara, hubungan vertical saya dengan Sang Pencipta juga menjadi lebih terjaga.

Menjadi ibu berarti saya masuk juga dalam lingkungan pergaulan ibu-ibu. Saya senang dengan kebersamaan dan kesahajaan hidup mereka. Namun kemudian saya merasakan sesuatu yang seharusnya bisa diubah menjadi lebih baik ...

Ibu-ibu di pedesaan punya keterbatasan mengakses informasi dan ilmu pengetahuan. Televisi memang sudah ada, tapi apa yang bisa ibu-ibu lihat darinya tak lebih dari sekedar sinetron dan tayangan yang tidak bisa memberi tambahan pengetahuan. Lebih parah lagi, ibu-ibu ini tidak memiliki minat baca, sehingga sedikit koran dan buku yang masuk ke desa menjadi tidak berarti. Jangankan membaca seperti itu, memeriksa buku pelajaran sekolah anaknya pun mereka malas.

Lalu ketika sang anak mendapat kesulitan belajar karena pelajaran sekolah yang semakin berat, sebagian dari mereka yang memiliki uang berlebih akan memasukan anaknya ke tempat-tempat les. Tapi berapa banyak ibu yang berkelebihan seperti itu? Masyarakat di desa saya rata-rata adalah petani dan buruh yang sederhana.

Sebenarnya mereka ingin perubahan, sesuatu yang lebih baik untuk anak-anak mereka, bukan hanya sekedar sawah dan pekerjaan sebagai petani turun-temurun. Sayang sekali, mereka tidak tahu caranya, mereka tidak tahu harus bagaimana. Mereka sadar bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan itu penting, tapi mereka terbelenggu dengan pola pikir sederhana bahwa ilmu pengetahuan adalah sekolah, sekolah yang dilakoni anak-anaknya sekarang. Sehingga mereka yang sudah menjadi orang tua merasa terlambat untuk mengejar ilmu pengetahuan.

Berangkat dari menyaksikan hal ini, saya bermimpi, alangkah indahnya bila setiap ibu di desa ini suka membaca, sehingga ketika anak-anaknya kesulitan belajar maka dia bisa menjadi guru les privatnya. Elok nian bila ibu-ibu tidak lupa rumus-rumus matematika sehingga bisa menuntun anaknya menghitung luas dan volume tabung-kerucut-kubus. Atau membantu anaknya membaca peta, mengapresiasi karya sastra, dan menceritakan hikayat-hikayat. Atau juga bila tiba masa sawah tak lagi perlu tenaga mereka, karena ada masanya sawah ‘beristirahat’,alangkah lebih baik jika waktu luang yang mereka punya diisi dengan membuat berbagai kerajinan memanfaatkan bahan yang disediakan alam desa ini. Atau membuat berbagai penganan yang bernilai jual. Sehingga gantungan periuk belanga keluarga tidak hanya dari sawah saja. Apa jadinya kalau terjadi gagal panen karena cuaca yang tidak bisa mereka atur?

Maka saya terbangun dan sadar, bahwa mimpi saya akan menjadi nyata bila ada perpustakaan. Ya, PERPUSTAKAAN. Buku-buku yang akan memberi mereka banyak tambahan ilmu. Buku-buku yang akan mengingatkan mereka pada rumus dan berbagai pengetahuan untuk membantu anaknya belajar. Buku teknologi praktis yang akan mengajari mereka berbagai ketrampilan sederhana yang bisa mereka terapkan untuk menghasilkan tambahan pendapatan. Buku-buku motivasi yang akan memperbaiki mentalitas cukup-hanya-begini-saja menjadi ibu pengobar semangat anak-anaknya untuk memiliki cita-cita setinggi langit. Serta buku-buku islami yang akan menjaga mereka tetap merunduk takzim bersyukur dengan kesahajaan hidup di desa.

Inilah mimpi saya, mimpi seorang ibu dari desa. Maka saya juga yang akan berjuang mewujudkan mimpi membuka perpustakaan untuk para ibu. LIBRARY FOR MOM. Karena yang mereka butuhkan untuk maju adalah sebuah contoh perbuatan, sebuah pemicu yang menyadarkan mereka bahwa menimba ilmu tidak harus di sekolahan. Tidak ada kata terlambat untuk belajar.

Dengan senang hati saya akan menyediakan sebagian bangunan rumah saya sebagai perpustakaan. Buku-buku yang saya punya pun akan saya pinjamkan. Bahkan bila minat baca masih tak ada, saya tidak keberatan menjemput bola berkeliling desa membawa buku dengan sepeda untuk dipinjam dan dibaca oleh ibu-ibu.

Namun tentu mimpi ini tak semudah kelihatannya untuk diwujudkan. Tentu sangat berat bila hanya saya seorang diri yang berjuang. Maka saya mengajak anda untuk melihat mimpi saya dan memohon dukungan untuk mewujudkannya. Saya masih perlu tambahan buku banyak sekali. Mari kita yakini bahwa hal ini adalah suatu kebaikan, sesuatu yang akan bermanfaat bagi orang banyak. Dari sebuah kebaikan akan selalu lahir kebaikan yang lain, juga keajaiban yang mungkin tidak pernah kita duga seperti apa bentuknya.

No comments:

Post a Comment